One Day One Post, A Day Journey To Yogyakarta (Part 1)
Do
not ever travelling without a backup
plan. Kata- kata ini benar adanya. Setidaknya kamu harus memikirkan alternative
jikalau terjadi sesuatu yang diluar dugaan. Kalau tidak ingin mengacaukan
liburanmu. Liburan mendadak memang memberikan sensasi tersendiri, kau akan
merasakan adrenaline yang berbeda. Ini lah yang aku lakukan minggu lalu.
Sebenarnya
perjalanan ke Jogjakarta ini sudah lama di rencanakan. Bahkan aku ikut
menentukan tanggal dan tempatnya. Kopdar Akbar ODOP Perdana. Dalam
perhitunganku, aku bisa cuti sekalian untuk liburan setelah mengerjakan
pekerjaan kantor yang benar-benar menguras energy. Badanku butuh re-charge
energy baru.
Aku
sudah membeli tiket untuk perjalanan perdana ini bersama temanku,Fadli, sesama
anggota group ODOP.Aku benar- benar percaya diri, pekerjaanku sudah selesai
walaupun masih banyak kurang tapi masih bisa menunggu. Aku yang masih dalam
keadaan sakit 1 minggu sebelum keberangkatan berusaha sedemikian rupa agar bisa
sembuh. Kesempatan ini sungguh sangat sayang untuk di lewatkan. Banyak penulis
hebat berkumpul disana. Aku tidak akan melewatkannya demi apapun.
Malang
tak bisa ditolak, untung tidak bisa diraih. Hari H seharusnya berangkat aku
harus melanjutkan pekerjaan. Tugas Negara yang tak mungkin diabaikan. Halah!!!
Intinya pekerjaan yang tak bisa aku tinggalkan. Dengan sangat terpaksa, aku
harus merelakan tiket itu hangus. Sebetulnya ada teman lain yang mau
menggantikan, tapi ternyata nggak jadi juga. Karena 1 dan lain hal mba Vinny
akhirnya batal berangkat .
Tau
kan rasanya gimana? Ketika sesuatu tidak berjalan seperti yang kita inginkan.
Tak bisa di ungkapkan dengan kata-kata bagaimana perasaaku hari itu. Bolak balik ngecek tiket, nyari waktu
yang masuk akal untuk bisa berangkat.
Pekerjaan
ke BKN ternyata sebentar saja. Sayang
tiket untuk keberangkatan hari itu sudah habis. Bis masih ada sih.
Diantara kebimbangan dan perdebatan dengan sendiri, aku memilih tidak naik bis.
Di salah satu perdebatan dengan diri sendiri itu salah satu dari mereka telah
menyerah. Mungkin memang belum saatnya untuk ketemu orang – orang hebat ini.
Galau yang luar biasa ini malah membawa ku ‘malalak’ alias jalan- jalan nggak
jelas sampai ke kota kasablanka.
Berusaha
menerima kenyataan kalo aku nggak bisa datang ke Kopdar Perdana ODOP ini berat.
Lebih berat daripada rindu kalo seperti kata- kata yang lagi in sekarang.
Ditambah lagi dengan obrolan di group wa yang benar-benar menggoda iman. Kepala yang sudah dipenuhi dengan pekerjaan
dan perasaan galau itu memang kombinasi yang maha dahsyat. Makanpun rasanya
juga udah nggak enak. Padahal udah makan di tempat favourite biasa makan.
Jadilah
kembali bolak-balik ngecek tiket. Ada yang untuk tanggal 3 nya pagi jam 6.45
dan jam 11.00. . Tiket ada, ssekarang malah galau mau berangkat jam berapa. Kayak
nya jam 6.45 terlalu pagi. Padahal tiket yang hangus itu juga jam segini.
Hahaha . Kalau diambil yang jam 11.00, kok rasanya jadi sebentar aja ya di
Yogya nya. Aduuh emak, nasibku bagai buah simalakama. Jam 6.45 aku mati
emak, jam 11.00 aku mati bapak. Jadi
lagu gini.
Jam
sembilan malam aku masih di atas kereta, masih ragu untuk berangkat atau tidak.
Aku punya 20 menit untuk memutuskan apakah berangkat atau tidak. 20 menit paling krusial. Karena kalo keluar
dari stasiun sudimara, itu artinya aku gagal berangkat. Di stasiun Palmerah aku
ketemu tiket yang harganya murah. Eh, begitu dipesan ternyata sudah penuh.
Nasib!! Kok kayaknya nggak bersahabat banget gitu. Bimbang lagi habis itu.
Rasanya jadi pengen hitung kancing aja. Stasiun Palmerah ke Kebayoran, masih
belum bisa ngambil keputusan. Kebayoran ke Pondok Ranji mikir, sayang banget
kalo aku sampai ngelewatin pertemuan ini. Walaupun, selalu ada kesempatan lain.
Pondok Ranji ke Sudimara. To the hell with the rest, im going.
Turun
di Sudimara aku langsung memesan tiket pemberangkatan jam 6.45. Sama seperti
tiket sebelumnya yang hangus. Alamdulillah tiket sudah ditangan. Saatnya tidur
nyenyak untuk persiapan perjalanan besok. senyum merekah membayangkan pertemuan
besok. Bertemu mereka yang namanya sudah tidak asing tapi masih belum bertatap
muka. Mereka yang sudah bertatap muka dan kemudian menjadi seperti adik- adik sendiri bagiku.
Kebanyakan mereka ini jauh dibawah aku secara umur, tapi nggak dari karya.
Upssss. Kalo itu, aku angkat 2 jempol untuk mereka. Adik- adik yang luar biasa.
Salut buat mereka.
Niatnya
tidur nyenyak karena udah lega ada tiket berangkat. Kenyataannya aku nggak bisa
tidur sama sekali. Nyampe di kontrakan, bersih bersih, beres beres dan packing.
Jam 00.10 selesai, dicobalah untuk tidur. Apalah daya, seperti yang sudah-sudah
setiap mau berangkat kemanapun itu. tidur adalah hal terkahir yang bisa aku
lakukan. Bukan masalah takut nggak kebangun. Dalam bahasa Minang ini dikenal
dengan ‘ mato lalok, hati batanggang’. Yang artinya tidur tidur ayam. Mata sih
tidur tapi hati dan pikiran tidak.
Setelah
capek bolak balik, guling kanan dan kiri, aku memutuskan untuk bangun saja dan
bersiap siap. Nggak ada juga gunanya untuk mencoba tidur lagi. Eman – eman kalo bahasa jawanya kata
mereka. Aku sudah memperhitungkan waktu yang ku butuhkan untuk sampai ke
stasiun senen. Aku tidak perlu terburu- buru. Jam 04.50 aku keluar dari
kontrakan, menuju ke stasiun. Sejuknya udara subuh langsung menyentuh kulit ku.
Bismillah, mudah- mudahan perjalanan ini berkah.
Pukul
06.05 aku sampai di stasiun senen. Cetak tiket dan check in, ternyata kereta
belum datang. Menunggu. Kantuk mulai menyerang. Duh, pasti gara-gara semalam antara tidur dan tidak ini.
Mau makan aja untuk menghilangkan kantuk tapi selera makanku juga belum kembali
setelah habis sakit. Walaupun lapar tapi lihat makanan males banget.
Akhirnya, kereta Gajahwong yang
akan membawaku ke kota pelajar datang. Aku dan para penumpang lainnya bergegas
naik dan mencari tempat duduk masing-masing. Entah aku saja atau memang hari
itu AC nya dingin sekali. Untung aku bawa jaket. That was my bad habit, paling
malas bawa jaket tapi nggak tahan dingin. Duh!! Pukul 6.45 pas, kereta ini
berangkat. Wow! Mereka tepat waktu. Salut buat teman-teman di Direktorat
Perkeretaapian.
So, lets start our big journey!!
Pertama kali naik kereta jarak jauh, sendiri. Fiamanillah!
Padahal bisa direfund tiketnya Uni. Hehe. Perjuangan banget yaah
BalasHapusNtaapppss... Aku tunggu lanjutannya uni
BalasHapusSecepatnya, mudah mudahan
HapusKok mato lalok janlah hati batenggang. Kok lalok tak namuah isuak taraso panek badan. Bener gak tuh kata2 ngawurnya, Uni?
BalasHapusBatanggang mas, kalo batenggang lain pulo artinyo lai..
HapusWah perdana juga, sama kaya aku dong. Untung pulang pergi ada bodyguard hahaha
BalasHapusBKN tuh apa ka? Kantor iput namanya kawasan KBN ahahaha.
BalasHapusKampuang nan jauh di mato~ hihi
Asikkk mantap kali uni..
BalasHapus