Surat Cinta dari Ayah

   

      Nak,mungkin ini tidak akan pernah terkatakan, bagaimana rasanya menjadi seorang ayah. Dari pagi hingga petang menjelang,  ayah terkadang lupa waktu. Demi kehidupan kita yang lebih baik. Ke sawah dan ladang . Sampai belang tengkuk ayah nak. Dibakar matahari, diguyur hujan. Semua untuk masa depan kalian yang lebih baik.
     Nak, terkadang ayah tidak bisa menemanimu bermain,tidak bisa datang ke sekolah mu mengambil raport mu. Ayah sebenar nya sangat ingin nak, sangat ingin! Ayah ingin melihatmu berdiri di depan kelas menerima hasil dari belajarmu. Tersenyum bangga kepada mereka, kau adalah anak ayah. Hasil dari semangat mu belajar walau tanpa ada ayah yang mendampingimu. Sawah dan ladang yang menjadi penghidupan kita nak terus memanggil, agar kalian bisa makan dengan tenang, sekolah sampai setinggi-tingginya. Biarlah nak,panas ini membakar ayah, dingin yang menyayat sampai tulang ketika hujan membasahi bumi. Biarlah nak,demi kehidupan kalian yang lebih baik nanti.
      Ayah tidak ingin nasib kalian sama dengan ayah, hidup ini keras nak! Maafkan ayah yang terkadang tidak bisa menahan amarah atau sedikit keras kepadamu. Semua demi masa depan kalian. Agar bisa menjadi putra putri kebanggan ayah. Bukan ayah tidak sayang kepada kalian, tapi ayah terlalu cinta. Ayah hanya ingin mempersiapkanmu untuk masa depan.
      Ayah sadar, pelukan ayah tidak sehangat ibu, genggaman tangan ayah tidak selembut genggaman tangan ibu. Kamu memeluk ibu pertama ketika ada masalah, bersandar di bahu ibu. Biarlah nak,ibu memang lebih bisa menenangkan dibanding ayah. Tapi tahukah kamu nak? Terkadang ayah juga ingin menjadi pelipur sedih mu. Ayah juga ingin mendengar cerita mu.
      Mungkin terkadang kamu merasa kalau ayah terlalu keras,melarang kalian ini dan itu. Itu bukan untuk ayah nak! Itu untuk kalian sendiri. Ayah tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi padamu. Sekali lagi ayah terlalu sayang padamu.
       Apakah kamu pernah tahu nak? Ketika ayah berurai air mata. Ayah tidak ingin kamu melihatnya. Merasa bersalah karena tidak bisa memenuhi semua yang kamu butuhkan. Merasa bersalah ketika ayah sudah marah kepadamu. Ketika itu lah ayah merasa terlalu sedih. Ketahuilah nak, ketika air mata sudah menetes dipipi ayah,itu bukan air mata cengeng tapi air mata kesedihan. Kesedihan yang amat sangat dalam.
       Untukmu putriku, kau adalah permata untuk ayah, nak. Permata yang akan ayah jaga sampai mati. Mungkin kadang kita tidak sejalan, melarangmu ini dan itu. Ketahuilah nak,ayah bukan tidak sayang kepadamu,bukan ayah tidak mau menuruti kehendakmu. Ayah hanya terlalu sayang, mungkin ayah tidak seperti ibu dalam mengungkapkan nya.
       Tahukah kamu putriku? Betapa ayah merasa sedih ketika kamu cemberut kepada ayah, saat apa yang kamu inginkan atau minta tidak bisa ayah penuhi. Ayah juga merasa hancur ,nak. Jika ayah bisa ayah akan berikan segalanya untukmu.
      Demikianlah nak, surat ini ayah tulis untukmu. Kamu adalah sumber bahagia ayah, jadilah bintang yang bersinar. Do'a ayah selalu menyertai mu!

                                                                                         Peluk Hangat,

                                                                                              Ayah
     

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Alor,Heaven On Earth (Part 1)

Sahabat Alor, Tulta dalam Senyuman

1000 Buku Untuk Alor