Another day at Kalabahi Port

        Hari rabu, itu berarti dua hari lagi weekend. Yeeee.. Upsss bukan deng, hari rabu adalah hari kapal. Jadwal rutin kapal yang melayani rute Kupang-Kalabahi dan sebalik nya. Sebenar nya ada dua jadwal pelayaran dalam seminggu. Hari Rabu dan Minggu.
        Jikalau kebanyakan orang itu sering ngomong 'i hate monday' maka beda dengan saya. 'I don't like sunday'. Bayangin aja ketika orang orang masih bisa narik selimut, leyeh leyeh dipagi hari, berolahraga atau apapun saya masih harus masuk kantor karena adanya jadwal kapal.
        Namun demikian, sebagai seorang ASN (baca: Aparatur Sipil Negara)  yang  baik saya harus tetap lebih mementingkan pekerjaan saya sebagai seorang pelayan masyarakat dibanding kesenangan pribadi. Lagipula jadwal kapal di Pelabuhan saya hanya dua kali dalam seminggu. Bayangkan teman teman saya yang ada di Pelabuhan besar. Harus lembur setiap hari.
        Hari kapal adalah hari dimana saya bisa melihat, memperhatikan dan mempelajari tingkah polah pengguna jasa di Alor sini. Berbagai hal yang saya temukan. Ada yang membuat jengkel sampai rasanya pengen melempar orang dengan sepatu yang saya pakai, ada juga yang lucu membuat kita geleng geleng kepala. Ada juga pengguna jasa yang sombong, mau daftar tiket tapi tidak mau melepas helm nya, membuat kita harus berteriak untuk melayani nya.
         Ada juga yang membuat saya sedikit sedih dan miris. Ada pengguna jasa kebanyakan masih muda, gaya nya sudah benar benar keren, baju warna warni ala rapper atau hip hop eh begitu diminta mengisi data ternyata tidak bisa menulis. Setelah saya tanya kiri kanan memang masih banyak penduduk disini yang masih buta aksara. Tidak hanya mereka yang sudah lanjut tetapi generasi muda nya juga.
         Menjadi petugas pendataan penumpang dan kendaraan membuat saya harus beradaptasi yang drastis. Saya yang biasanya suaranya tidak pernah keras harus belajar berteriak. Pembatas kaca dan kebiasaan masyarakat sini yang bersuara keras membuat saya harus berubah juga. Selesai kapal berangkat suara pun ikutan menghilang, yang ada tinggal suara suara serak bebek. Hehehe
           Belum lagi kalau harus menghadapi pengguna jasa 'sombong' seperti yang saya jabarkan diatas. Haduuh, itu benar benar menguras emosi. Emosi memuncak dan suara pun semakin menghilang.
           Seperti kata pepatah segala sesuatu pasti ada hikmah nya. Saya bisa memperdalam ilmu sabar, mempelajari orang lain dari perilaku nya.
Satu yang pasti saya yang tadi nya bersuara kecil dan lemah lembut sekarang mulai bertransformasi, suara saya mulai melengking.
Hohoho
         

Komentar

  1. Kebayang serunya rutinitas mba Risa...

    BalasHapus
  2. Hehe, semangat terus! (Mulai dari kerja sampai menulis-nya) tetap semangat, Mbak Risa.

    BalasHapus
  3. Harus punya stok sabar yg bertumpuk tuh

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Alor,Heaven On Earth (Part 1)

Sahabat Alor, Tulta dalam Senyuman

1000 Buku Untuk Alor