Malalak

      Sebelum galau mulai menyerang dan ide untuk menulis mulai baku hantam dikepala,saya mau bayar hutang dulu untuk hari kemaren. Kali ini saya akan menulis tentang virus yang menjagkiti diri ini belakangan.  Virus ini bernama 'Malalak'. Untuk orang padang 'malalak' tentu tidak asing.
      Malalak diartikan sebagai berjalan terus keluar dari rumah setiap waktu. Tidak peduli kapan pun, kemana pun yang penting jalan terus.
Nah, itulah yang menjakiti saya beberapa waktu belakangan ini. Tiada hari tanpa keluar. Hujan pun masih juga dijabanin. Entah kenapa hal ini bisa terjadi. Padahal awalnya saya bukan lah termasuk tipe yang suka menghabiskan waktu di luar rumah.
         Mungkin benar lingkungan mempengaruhi diri kita. Begitu saya dapat tugas di timur sini lingkungan tempat saya kos rata rata adalah mereka yang hobi jalan. Tiga bulan pertama saya masih bisa 'menghindari' godaan untuk keluar, tapi lama kelamaan saya kehabisan juga alasan untuk menghindari ajakan dan yang lebih nya saya mula tergoda. Karena sayang juga sudah di tempat yang orang menghabiskan jutaan untuk sekedar menikmati sunset.
      Dengan excuse seperti itu jadilah sekarang kerjaan saya 'malalak' terus setiap hari. Sebenarnya kata malalak ini mengandung konotasi yang kurang bagus untuk kita orang minang. Perempuan yang suka malalak biasanya dipandang kurang baik. Jalan keluar boleh saja sesuai dengan porsinya. Seperti kata bang Rhoma 'malalak jangan malalak jika tiada artinya' eh salah ya? Hehee, pokoknya begitu lah. Jangan terlalu sering malalak.
       Hanya saja tinggal di negeri orang dan masih jomblo membuat saya bingung juga untuk menghabiskan waktu (padahal banyak hal yang bisa dilakukan, more excuse). Jadilah saya menemukan hobi baru. Find a new adventure in your life. Saya memberikan defenisi baru untuk malalak ini bagi diri saya sendiri. Banyak hal yang bisa ditemukan dan pelajari dari 'malalak' saya ini.
        Ini bukan hanya sekedar jalan jalan menghabiskan waktu, membuang buang masa. Saya lebih bisa menghargai alam, belajar lebih mensyukuri hidup ini, melihat kehidupan dalam cara pandang yang baru. Menemukan makna hidup diantara hembusan angin gunung dan deburan ombak.
        Untuk saat ini saya akan tetap menikmati 'malalak' ini.

#MaimolBeach
#25Februari

Komentar

  1. Hahaha..karna kelamaan merantau, jadi malalak deh..klo Risa di Padang, bilangnya bukan malalak. Tapi Malala..hehehe

    BalasHapus
  2. Iyo uni,kalo di pasaman pakai k dibalakang nyo..hehe

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Alor,Heaven On Earth (Part 1)

1000 Buku Untuk Alor

Sahabat Alor, Tulta dalam Senyuman